Tafsir Ayat-Ayat Ekologi Yusuf al-Qaradawi dan Seyyed Hossein Nasr
Abstract
Ancaman krisis ekologi menjadi isu global. Hal ini menarik perhatian banyak intelektual untuk meresponnya. Di antara mereka yaitu Yu>suf al-Qarad}a>wi dan Seyyed Hossein Nasr yang merupakan tokoh intelektual muslim. Mereka mengupayakan jalan keluar dari ancaman krisis ekologi dengan mengembalikannya pada ayat-ayat al-Qur’an. Oleh karena itu, kajian ini bertujuan untuk melihat lebih jauh bagaimana mereka berdua membaca ayat-ayat ekologi agar bisa berkontribusi dalam krisis ekologi. Penelitian ini menjawab beberapa rumusan masalah, yaitu: 1. Bagaimana konstruksi pemikiran Yu>suf al-Qarad}a>wi dan Seyyed Hossein Nasr terkait ekologi?, dan 2. Bagaimana penafsiran ayat ekologis perspektif Yu>suf al-Qarad}a>wi dan Seyyed Hossein Nasr?. Kajian ini merupakan sebuah penelitian kepustakaan (library research). Melalui metode analisis-komparatif dan pendekatan ilmu ekologi, ditemukan bahwa konstruksi pemikiran kedua tokoh memiliki persamaan terhadap cara pandang terhadap alam semesta sebagai ekosentrisme dan kedudukan manusia sebagai khali>fatulla>h untuk beribadah dan memakmurkan bumi. Sedangkan perbedaannya terdapat pada asumsi kedua tokoh terkait krisis ekologi serta konsep ekologi yang digagas oleh kedua tokoh. Dengan rusaknya moralitas, al-Qarad}a>wi memberikan gagasan eko-teologi dan Nasr memberikan gagasannya yaitu eko-sufisme. Dengan begitu al-Qarad}a>wi menyusun konsep eko-teologi berdasarkan ayat-ayat terentu pada tema-tema ri>’ayah al-bi>’ah. Sedangkan eko-sufisme Nasr berdasarkan ayat-ayat yang berbicara tentang ketuhanan. Dengan demikian, apabila gagasan kedua tokoh didialogkan dengan ayat-ayat lingkungan memberikan gagasan utuh terkait penjagaan keseimbangan lingkungan, menjaga keindahan alam semesta sebagai keagungan Tuhan, dan menjaga alam semesta dari segala kerusakan.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.