MUHAMMAD NATSIR DAN INTEGRASI ISLAM
Abstract
Pendidikan Islam mempunyai peranan penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Secara ideal pendidikan islam berfungsi untuk menyiapkan kualitas SDM yang tinggi yakni tentang penguasaan baik ilmu pengetahuan maupun pengamalan ajaran agama. Oleh karena itu, pendidikan Islam harus bersifat integral, harmonis dan universal agar manusia mampu menjalankan tugasnya sebagai khalifah dan hamba Allah. Konsep pendidikan seperti inilah yang diusung oleh Muhammad Natsir pada era akhir kolonial Belanda. Salah satu perspektif yang dilakukan Natsir dalam mengintegrasikan pendidikan adalah dengan membangun lembaga pendidikan Islam (Pendis) yang integratif, yaitu menggabungkan antara pendidikan agama dan pendidikan umum sehingga tidak terjadi jurang pemisah antara keduanya. Sebab pada saat itu, pendidikan agama banyak dipengaruhi oleh Islam tradisionalis, sementara pendidikan pemerintah kolonial dan muslim modernist menekankan pada pengetahuan dan ketrampilan duniawi saja. Tujuan pendidikan Islam yang ingin dicapai oleh Mohammad Natsir adalah membentuk manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, maju dan mandiri sehingga memiliki ketahanan rohaniah yang tinggi serta mampu beradaptasi dengan dinamika perkembangan masyarakat. Selain itu bahwa tujuan manusia adalah untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat, tidak akan diperoleh dengan sempurna kecuali dengan keduanya. Pendidikan Islam tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.